Seorang ilmuwan dari Jerman sampai pada kesimpulan bahwa dalam waktu dekat jaringan arus laut global akan melambat ke tingkat kritis. Hal ini akan mempengaruhi iklim di Eropa dan Amerika, serta ekosistem Samudera Atlantik.

Sirkulasi menjungkirbalikkan meridional Atlantik (AMOS) dapat disebut semacam denyut nadi Bumi. Pusaran arus laut ini membawa panas tropis ke utara. Arus Teluk adalah bagian dari sistem yang sama.
Arus ini tidak hanya "memanaskan" Eropa, tetapi juga bertanggung jawab atas redistribusi energi panas ke seluruh lautan dan atmosfer, serta pergerakan mineral dan senyawa organik di Samudra Dunia. Selama 100 tahun terakhir, "denyut nadi" ini telah melambat ke kecepatan yang belum pernah diamati selama satu milenium.
Ahli iklim dari Free University of Berlin (Jerman) Nicholas Boers melakukan penelitiannya sendiri, yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change, dan sampai pada kesimpulan bahwa melambatnya arus ini bukanlah penurunan alami, tetapi tanda global mengubah. Ilmuwan percaya bahwa AMOS akan segera kehilangan stabilitas.
Sistem telah berubah begitu banyak sehingga tidak akan dapat pulih ke nilai sebelumnya. Dalam waktu dekat, menurut perkiraan ahli, arus ini akan sangat lemah. Semua ini akan memiliki konsekuensi serius bagi cuaca di Eropa dan Amerika, dengan guncangan ekonomi yang sesuai untuk semua bidang - mulai dari pertanian hingga klaster pariwisata. Konsekuensinya juga akan menyedihkan bagi ekologi dan biosfer Samudra Atlantik.