Sifat-sifatnya ditemukan oleh dua kelompok ilmuwan yang berbeda secara independen satu sama lain.

Para peneliti dari University of Lund (Swedia) dan University of California di Berkeley (AS), secara independen satu sama lain, telah menemukan bahwa bakteri Enterococcus faecalis (Enterococcus faecalis) mampu menghasilkan listrik. Karya mereka telah diterbitkan dalam jurnal Biochemistry and Nature.
Enterococcus tinja adalah bakteri gram positif yang hidup di mikroflora saluran pencernaan manusia, sapi, anjing, dan hewan lainnya. Pada saat yang sama, itu adalah agen penyebab meningitis dan berbagai infeksi, termasuk saluran kemih dan organ panggul. Sekarang para ilmuwan telah menemukan properti yang tidak biasa dalam dirinya - kemampuan elektrokimia.
Bakteri ini menghasilkan listrik melalui transfer elektron ekstraseluler (ECT), cara di mana Enterococcus mentransmisikan elektron ke lingkungan. Para ilmuwan telah menunjukkan proses dalam percobaan dengan menempatkan sel E. faecalis pada elektroda. Mereka mentransfer elektron melalui mediasi molekul kuinon.

Proses transfer elektron ekstraseluler / © Biokimia
Sementara itu, para ilmuwan dari University of California di Berkeley menemukan beberapa bakteri serupa di usus, di mana E. faecalis hanyalah salah satunya. Lainnya termasuk Listeria monocytogenes dan Lactobacilli, yang terlibat dalam fermentasi yoghurt.
Profesor Dan Portnoy, yang berpartisipasi dalam studi kedua, menjelaskan hasil temuan ini:
“Fakta bahwa banyak bakteri - baik patogen, probiotik, atau mereka yang terlibat dalam mikrobioma kita - menghasilkan listrik, dan kita tidak menyadarinya, sungguh luar biasa. Akibatnya, informasi yang diperoleh akan membantu kita memahami bagaimana bakteri ini menginfeksi kita atau, sebaliknya, membantu menjaga keadaan sehat.”
Para peneliti dari kedua kelompok juga mencatat bahwa penemuan ini akan membantu dalam produksi antibiotik baru melawan infeksi usus, dan akan berkontribusi pada pencarian cara untuk melawan kanker usus besar.
Sebelumnya, ahli biologi mempelajari organisme serupa - autotrof elektrolit, yang secara langsung menyerap elektron, yang hidup di lubang ventilasi hidrotermal laut dalam. Ternyata bakteri ini "menghirup" elektron berkat "kawat nano".